search here and find more articles

Selasa, 01 Desember 2009

November Sibuk Part II

Usai menghadiri undangan dari kediaman kapolda jatim, malam itu diadakan hormat haji di Masjid Al-Jihad. Baru sadar bahwa ternyata apa yang biasanya dikatakan oleh orang-orang kampungku saat ada yang orang haji adalah menghormatinya. Sedangkan dikampung kata menghormati haji menjadi “kormat” haji. Tujuannya ada 2, dari pihak para pengantar (yangmengormati) adalah untuk menghormati tamu Allah yang akan berangkat haji. Dan dari pihak yang akan haji adalah meminta maaf dan lain-lain (jelasnya aku lupa).
Sebelumnya, tak ada yang mendorongku untuk menulis ini. Tapi ketika mendengar alunan kalimat “labaikallahummalabaik”, tiba-tiba hatiku merinding. Ada perasaan yang timbul, bergetar bersamaan rasa haru, tangis dan enmtah sedih yang memuncak melihat tangan-tangan para calon jamaah haji yang di hormat. Fikiranku hanya tertuju rumah dan Jakarta, rumah dimana mungkin waktu itu (usai magrib) ibuku sedang mengajari adikku ngaji Qur’an. Dan di Jakarta, bapak selesai kerja, mengistirahatkan badan selesai kepanasan seharian.
Kapan mereka bisa mendapat undangan dari Tuhan untuk ikut hadir dirumahnya. Berjalan tujuh kali mengelilingi ka’bah dan berbaur dengan umat Islam sedunia. Semua ini adalkah tanggung jawabku, tanggung jawab sebagai anak yang harusnya berbakti membahagiakan mereka. Entah berapa puluh juta dana, air mata dan doa yang ereka tujukan hanya untukku. Tuhan, aku ingin sebelum nantinya mereka Engkau undang kedunia lain, sekiranya kumohon undangklah mereka kerumahmu di Makkah.
Airmataku deras dan kepalaku pusing saat itu, begitupun saat ini. Bingung dnegan apa yang yang harus aku perbuat untuk mengantar orangtuaku ke san.