search here and find more articles

Selasa, 28 April 2009

Mencoba Bijak Pada Rokok._

Mencoba Bijak Pada Rokok.
Berhenti merokok itu susah. Sebagai salah seorang yang juga candu pada hal ini, maka akan sulit terlepas. Bukan rokok yang salah, karena rokok hanyalah obyek, kita lah (kaum smoker) sebagai subyek yang belum benar. Orang yang merokok tentunya bukan orang yang dungu, dalam kesehariannya pasti telah di fikirkan dengan matang anggaran untuk di belanjakan rokok dan kebutuhan lain. Meskipun terkesan sebagai kebutuhan sekunder, rokok bagi sebagian kalangan menjadi kebutuhan primer, menggantikan peranan makan dan minum.
Memang tak bisa terelakan kalau rokok mempunyai kandungan macam-macam zat yang mengakitbatkan pada buruknya kesehatan tubuh. Namun, sekali lagi saya ungkapkan, bahwa rokok menjadi suplemen penting dalam kelangsungan kehidupan sehari-hari seseorang. Banyak orang yang tak bisa fokus bekerja jika belum merokok untuk mengawali sebuah pekerjaan. Ini semacam makanan pembuka. Lalu ketika istirahat butuh suasana rileks, rokok juga bisa di andalkan. Begitu mudahnya rokok di temukan, menjadi pemicu mengapa rokok sangat di minati.
Suatu hari nanti bahkan saya sempat membayangkan kemungkinan rokok mengalahkan peranan nasi dan makanan lain. Rokok lebih praktis, itulah alasannya. Tapi di sisi lain, jelas saya sendiri menyadari bahwa tak seharusnya semua orang terbius oleh rokok. Harus ada penanganan dan kepekaan terhadap masa depan. Masa depan bumi kita tercinta, anak cucu kita , dan masa depan keduannya.
Cukup anda yang merokok, jangan ajak orang yang belum merokok untuk meniru anda merokok. Terima kasih.