Hari ini, tepat tanggal 3 Maret adalah hari yang aku sejarahkan sendiri dalm memori raksasa otakku. Hari dimana sesosok manusia terlahir dan menjadi salah satu alasanku untuk tetap bernafas setiap hari. Perkenalkan, beliau adalah ayahku. Benar-benar ayahku' ayah kandungku.
Entah berapa tahu sekarang beliau sekarang tapi yang aku tahu beliau telah begitu lelah, memikul beban demi menyulut api di dapur rumah mungil kami. Ayahku bukan seorang yang bergelar layaknya ayah-ayah dari temanku, bahkan beliau begitu awan akan dunia luar yang kini begitu kencang melaju.
Mungkin, prinsip dari ayahku adalah ibadah, berkeringat, keluarga tercukupi dan istirahat. Semua itu bisa di kaji lebih dalam, karena memang sifatnya masih sangat umum.
Begitu juga pagi ini, seperti tahun lalu aku kirimkan sms kepada beliau
"Selamat Ulang Tahun Pak, semoga panjang umur dan tambah rezeki yang barokah. Amien"
Ternyata, jawabnya begitu singkat dan masih sama dengan tahun lalu. "Ya. Makasih. Amin"
Aku benar-benar berharap suatu saat aku bisa memberikan sesuatu yang terbaik baginya, entahlah aku sendiri belum terfikir apa yang beliau inginkan saat ini. Usia nya hampir senja, tapi dia belum mau berhenti untuk berkeringat.
Ayah... terima kasih... maaf jika hari ini dan tahun-tahun yang pernah terlewati tak ada yang mampu aku beri, tapi suatu hari nanti pasti akan aku hadiahkan banyak hal untukmu, dan ku berharap saat itu kau mampu tersenyum sampai berkeringat.
Terima Kasih Tuhan , karena kau lahirkan aku dari benih seorang ayah seperti ayahku.
Dia ISTIMEWA bagiku.
Lain waktu, akan kutulis banyak tentang engkau "Ayah."
Entah berapa tahu sekarang beliau sekarang tapi yang aku tahu beliau telah begitu lelah, memikul beban demi menyulut api di dapur rumah mungil kami. Ayahku bukan seorang yang bergelar layaknya ayah-ayah dari temanku, bahkan beliau begitu awan akan dunia luar yang kini begitu kencang melaju.
Mungkin, prinsip dari ayahku adalah ibadah, berkeringat, keluarga tercukupi dan istirahat. Semua itu bisa di kaji lebih dalam, karena memang sifatnya masih sangat umum.
Begitu juga pagi ini, seperti tahun lalu aku kirimkan sms kepada beliau
"Selamat Ulang Tahun Pak, semoga panjang umur dan tambah rezeki yang barokah. Amien"
Ternyata, jawabnya begitu singkat dan masih sama dengan tahun lalu. "Ya. Makasih. Amin"
Aku benar-benar berharap suatu saat aku bisa memberikan sesuatu yang terbaik baginya, entahlah aku sendiri belum terfikir apa yang beliau inginkan saat ini. Usia nya hampir senja, tapi dia belum mau berhenti untuk berkeringat.
Ayah... terima kasih... maaf jika hari ini dan tahun-tahun yang pernah terlewati tak ada yang mampu aku beri, tapi suatu hari nanti pasti akan aku hadiahkan banyak hal untukmu, dan ku berharap saat itu kau mampu tersenyum sampai berkeringat.
Terima Kasih Tuhan , karena kau lahirkan aku dari benih seorang ayah seperti ayahku.
Dia ISTIMEWA bagiku.
Lain waktu, akan kutulis banyak tentang engkau "Ayah."
0 comments
click to leave a comment!